REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tenaga Ahli Bidang Regional Development Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Bambang Susanto Priyohadi menjelaskan perkembangan pengembangan sejumlah destinasi wisata khusus yang dilakukan pemerintah.
Pengembangan pariwisata itu dilakukan di Danau Toba, Tanjung Klayang-Bangka Belitung, Tanjung Lesung-Banten, Teluk Jakarta, Candi Borobudur, Lombok, Labuan Bajo, Wakatobi, Morotai, dan Bromo.
"Dari 10 kegiatan ini diharapkan pada 2019 mampu daya tarik sehingga jumlah wisatawan bertambah jadi 20 juta. Ini target kami," ujarnya dalam Forum Group Discussion (FGD) di Kantor Kemenko Maritim, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (26/4).
Ia mengklaim, pengembangan destinasi tersebut sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Tentunya, dengan adanya kebijakan penunjang antara lain dengan diadakannya perluasan negara yang dapatkan bebas visa kunjungan. "Sampai sekarang sudah cukup bagus, sudah ada 11 juta (wisatawan mancanegara)," ujarnya.
Ia mengaku akan terus mengembangkan kebijakan penunjang lain, salah satunya dengan memperluas kemudahan bagi wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia. Ia mencontohkan kemajuan di Danau Toba, di mana Bandara Silangit sudah ada penerbangan langsung (direct flight) dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut dia, sudah ada investasi hotel dengan kapasitas 1.000 kamar yang akan membuat perputaran ekonomi akan semakin baik. "Raperpres (Danau Toba) sudah ada di Sekretariat Negara, kami menunggu tandatangan Bapak Presiden," ungkapnya.
Kendati begitu, ia tidak memungkiri masih terdapat kendala seperti lingkungan air bersih di kawasan tersebut.
"Sekarang fokus kami pengembangan perbaikan lingkungan air di kawasan Danau Toba. Kami terus melakukan pengawasan," katanya.
Baca juga: Panja DPR Minta DNI Perfilman Dikaji Ulang