Senin 18 Apr 2016 13:11 WIB

Adaro Bagikan Dividen Rp 996 Miliar

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir.
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk membagikan dividen tunai sebesar 75,49 juta dolar AS atau sebesar Rp 996 miliar, meski harga komoditas batu bara tengah anjlok. 

Angka dividen yang dibagikan Adaro ini merupakan 49 persen dari laba perseroan tahun buku 2015 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 152,44 juta dolar AS atau sebesar Rp 2,011 triliun (kurs Rp 13.140). Meski angka ini turun dibanding laba perseroan tahun sebelumnya sebesar 183,5 juta dolar AS atau Rp 2,4 triliun pada tahun buku 2014, Adaro dinilai masih bisa bertahan dengan baik di tengah gempuran rendahnya harga komoditas. 

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi (Boy) Thohir menyebutkan, tahun 2015 memang merupakan tahun yang sulit. Ia mengungkapkan, kondisi kelebihan pasokan dibarengi dengan pertumbuhan permintaan yang lemah menyebabkan harga batu bara terus jatuh. 

Namun demikian, lanjutnya, perseroan masih yakin fundamental jangka panjang sektor batu bara dan energi tetap kuat. "Operasional kami berjalan dengan baik meskipun menghadapi tantangan di pasar batubara dan volatilitas ekonomi global. Fokus kami adalah tetap bertahan di bisnis yang telah dibangun dan terus memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional," ujar Boy usai melaksanakan RUPS, Senin (18/4).

Pada RUPS Tahunan kali ini, para pemegang saham menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan dan laporan keuangan konsolidasi tahun buku 2015. Para pemegang saham juga memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (Acquit et de Charge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2015.

Boy menyatakan, posisi keuangan Perseroan pada akhir 31 Desember 2015 tetap kokoh. Alasannya, perseroan tetap dapat menjaga neraca keuangan yang sehat dan likuiditas yang fleksibel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement