REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada hari ini, Senin (18/4) bergerak melemah sebesar 18 poin menjadi Rp 13.195 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.177 per dolar AS.
"Harga minyak mentah dunia yang kembali tertekan berdampak negatif bagi mata uang komoditas, termasuk rupiah terhadap dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin (18/4).
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah yang masih berada dalam tren pelemahan berpeluang terus tertekan menyusul gagal tercapainya kesepakatan pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) mengenai pembatasan produksi minyak mentah.
Terpantau harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (18/4) pagi ini, berada di level 38,42 dolar AS per barel, turun 4,81 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 41,13 dolar AS per barel, melemah 4,13 persen.
Kendati demikian, lanjut dia, membaiknya pertumbuhan ekspor dan impor serta perubahan kebijakan Bank Indonesia dari sebelumnya menggunakan "BI Rate" menjadi "BI 7 Days Repo Rate" bisa memberikan optimisme tambahan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di 2016 yang diperkirakan bisa lebih tinggi dibanding 2015.
Badan Pusat Statistik mencatat kinerja ekspor Indonesia pada Maret 2016 mencapai 11,79 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar 4,25 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya 11,31 miliar dolar AS. Sementara impor naik sebesar 11,01 persen menjadi 11,29 miliar dolar AS jika dibandingkan bulan sebelumnya 10,17 miliar dolar AS.