Selasa 12 Apr 2016 11:16 WIB

Penguatan Yen Untungkan Masyarakat Tua di Jepang

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Populasi Jepang menyusut di tahun ketiga di mana jumlah orang tua menguasai seperempat dari total populasi untuk pertama kalinya.
Foto: Reuters
Populasi Jepang menyusut di tahun ketiga di mana jumlah orang tua menguasai seperempat dari total populasi untuk pertama kalinya.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Fluktuasi mata uang yen dinilai menguntungkan perekonomian Jepang. Ekonom  UBS AG Investment Bank Global, Paul Donovan menjelaskan bagaimana apresiasi yen bisa memberikan keuntungan bagi negara kepulauan tersebut.

Donovan menyoroti keuntungan tersebut disebabkan sebagian besar populasi masyarakat Jepang adalah orang tua. Kelompok ini menghabiskan pengeluaran dan anggaran rumah tangganya untuk energi, makanan, dan obat-obatan yang umumnya diimpor.

"Rally yen mendorong harga barang-barang impor lebih murah. Orang-orang tua bisa mendapatkan standar hidup lebih baik dan uang yang harus mereka keluarkan juga lebih sedikit," kata Donovan, dilansir dari Bloomberg, Selasa (12/4).

Jepang bisa membangun argumen ekonominya lebih positif dengan penguatan yen. Kenaikan kurs yen memang sedikit mengurangi margin keuntungan dari pangsa pasar eskportir Jepang, namun perusahaan-perusahaan Jepang kebanyakan memilih berinvestasi sebagai perusahaan asing.

Yen terus meroket meninggalkan dolar AS jauh di bawahnya hingga akhir pekan lalu. Penguatannya bahkan mencapai level tertinggi dalam 17 bulan terakhir meski Bank Sentral Jepang tengah berupaya melemahkan mata uang negaranya untuk menstimulasi ekspor.

Jepang juga baru saja merilis laporan neraca berjalannya yang tercatat surplus. Perdagangan Jepang surplus hingga 2,43 triliun yen per Februari 2016. Penguatan mata yang Jepang hampir mencapai 11 persen tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement