Senin 11 Apr 2016 12:12 WIB

Kemenkominfo Berdayakan Program Petani Digital

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Petani melakukan perawatan tanaman di perkebunan rakyat, Sembalun, Lombok.
Foto: Republika/ Wihdan
Petani melakukan perawatan tanaman di perkebunan rakyat, Sembalun, Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) turut serta dalam program nasional 'Sinergi Aksi Untuk Kesejahteraan Rakyat'. Dalam mendukung program ini, Kemenkominfo meluncurkan program Petani Digital. 

Menkominfo Rudiantara mengatakan, pihaknya mempunyai sejumlah cara dengan kemajuan teknologi untuk memberikan kemudahan petani‎. Bukan hanya dalam hal penjualan, petani juga didorong agar bisa meningkatkan produksi dengan cara konsultasi.

Ia menjelaskan, dari sisi produksi petani sering kali sesulitan untuk bertemu dengan tenaga ahli apabila mereka mendapatkan masalah. Dengan aplikasi bernama 'Petani', petani akan mampu berkonsultasi dengan penyuluh, kapanpun dan dimanapun.

"‎Aplikasi Petani bisa diunduh di play store. Dari aplikasi ini petani bisa ngobrol atau bertanya tentang tata cara bertani. Nanti di situ bisa dibalas sama siapapun. Aplikasi ini sudah banyak digunakan," kata Rudiantara, Senin (11/4).

Menurut Rudi, aplikasi ini memang sudah lama digulirkan. Bahkan lebih dari 116 ribu pengguna di seluruh Indonesia. Mulai dari petani, masyarakat awam hingga peneliti dari universitas pun ada di sini. Layaknya aplikasi lain, aplikasi ini bisa digunakan 24 jam.

Adanya rantai distribusi yang panjang, lanjut Rudi, tidak memberikan keuntungan bagi petani. Bahkan seringkali keadaan ini merugikan mereka. Dengan adanya aplikasi, petani bisa langsung menjual langsung hasil pertaniannya ke konsumen akhir sehinga mereka bisa mendapatkan margin keuntungan yang kebih baik.‎ Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi di www.Limakilo.id.

Melalui aplikasi ini petani bisa menjual ke pembeli melalui distributor yang menggunakan aplikasi www.Limakilo.id. Dampaknya petani bisa mendapatkan harga lebih tinggi, dan pembeli mendapatkan harga lebih murah.

Selain itu, Kemenkominfo juga tengah mempersiapkan aplikasi agar petani bisa melihat harga komoditas di pasaran. Dengan pengetahuan ini, mereka bisa mengetahui berapa harga komoditas yang seharusnya mereka jual mengikuti harga pasar.

‎Rudi mengatakan, petani memang belum tentu melek teknologi. Namun Kemenkominfo telah menyediakan relawan yang siap turun lapangan untuk mengajarkan dan memanfaatkan teknologi melalui berbagai aplikasi. "Kalau tidak petaninya, minimal keluar mereka, seperti anaknya. Jadi anaknya yang bisa memanfaatkan aplikasi ini," pungkas Rudi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement