REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir akan mengurangi subsidi sekitar 43 persen untuk tahun fiskal 2016-2017 akibat terus tertekannya harga minyak.
Menteri Keuangan Mesir Amr al-Garhy mengatakan, Pemerintan Mesir akan mengurangi subsidi energi menjadi 35 miliar pound dari sebelumnya 61 miliar pound di tahun fiskal 2015-2016.
Masyarakat sempat bereaksi saat pengurangan subsidi ini diberlakukan pada pertengahan 2014 lalu. Sebab harga bahan bakar domestik jadi naik 78 persen.
Meski begitu, Deputi Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal Ahmed Kojak turunnya harga minyak internasional akan disimpan sebagai cadangan pengurangan belanja subsidi di tahun fiskal berikutnya. Penghematan ini menghasilkan tambahan 8-10 miliar pounds bagi APBN Mesir.
''Sebagian besar penghematan subsidi produk migas akan disumbang dari penurunan harga minyak,'' kata Kojak seperti dikutip Reuters, Ahad (10/4).
Mesir tengah berupaya memperkuat ekonomi mereka pasca kisruh dalam negeri pada 2011 lalu yang mengguncang kepercayaan investor dan menurunkan jumlah kunjungan wisatawan ke sana. Cadangan valas Mesir mencapai 16,56 miliar dolar AS pada Maret lalu, turun dari 36 miliar dolar AS pada 2011.
Pemerintah Mesir tengah berusaha memangkas subsidi yang menguras sebagian besar APBN. Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi juga sudah menyetujui rencana pengurangan defisit dalam draf APBN 2016-2017 yang dikabarkan mencapai 9,8 persen dari GDP dari sebelumnya 11,5 persen.