Rabu 06 Apr 2016 10:07 WIB

Margin Bunga Bank Diprediksi Anjlok Tahun Ini

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Suku bunga bank (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Suku bunga bank (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mandiri Sekuritas memprediksi margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) industri perbankan Indonesia turun 20 basis points ke 6,4 persen pada 2016.

Analis Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjaja menjelaskan, NIM selama 12-13 tahun terakhir ini dinilai sangat stabil di kisaran 5,5 - 5,7 persen.

"NIM mungkin turun 20 bps ke 6,4 persen. Akan turun lagi tahun depan di 6,2 persen. Di Januari ini 5,6 persen. Di tahun 2014 - 2015 ada perbedaan penghitungan NIM antara BI dan OJK, maka agak turun tapi belakangan sudah revisi," ujarnya saat pemaparan Indonesia Banking Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (5/4).

Ia menjelaskan, BPD memiliki NIM tertinggi karena struktur funding yang berbeda. Sedangkan NIM tertinggi kedua yaitu bank BUMN. Di tahun ini, penurunan suku bunga kredit akan mendorong NIM untuk turun.

"NIM mungkin akan stabil dan mungkin agak turun karena bank-bank mendorong lending rate turun," ujarnya.

Kendati begitu, penurunan suku bunga kredit ke single digit atau di bawah 10 persen dinilai sulit untuk dilakukan.

"Susah untuk single digit di semua segmen, paling hanya di yang besar saja, seperti kredit korporasi. Komersial mikro dan konsumer susah," ujarnya.

Menurutnya inflasi saat ini masih cukup tinggi, sehingga cukup sulit untuk menekan suku bunga kredit ke single digit di semua segmen.

"Biaya operasional (operating costs) juga masih tinggi, berdasarkan CIR (cost to income ratio) dibandingkan negara regional lainnya. Kalau inflasi bisa dijaga di 3-4 persen mungkin saja single digit tapi lama," katanya.

Selain itu, likuiditas perbankan juga masih cukup ketat, kredit bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) juga diperkirakan akan naik lagi. Meski NPL diperkirakan akan naik, tapi coverage ratio juga naik di atas 140 persen.

"Makanya orang mungkin nggak terlalu khawatir untuk perbankan Indonesia, malah ada yang sampai 300 peren coverage rationya. ROE (return of equity) turun tapi orang tetap masuk ke saham-saham bank," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement