REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM mengumumkan patokan harga minyak mentah Indonesia pada Maret 2016 mengalami kenaikan cukup signifikan yakni 5,27 dolar AS menjadi 34,19 dolar dibandingkan Februari 2016 sebesar 28,92 dolar per barel.
Siaran pers Ditjen Migas Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (5/4), menyebutkan kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) pada Maret 2016 itu melanjutkan tren peningkatan pada Februari 2016. Harga ICP bulanan mencapai titik terendah pada Januari 2016 yakni 27,49 dolar per barel atau menurun cukup tajam sejak Mei 2015 yang tercatat masih 61,86 dolar per barel.
Peningkatan ICP Maret tersebut mengikuti perkembangan harga beberapa minyak mentah utama di pasar Internasional. Sejumlah faktor penyebab kenaikan harga minyak dunia pada Maret 2016 antara lain produksi minyak mentah pada Februari 2016 mengalami penurunan. Berdasarkan publikasi OPEC pada Maret 2016, suplai minyak mentah dunia turun 0,21 juta barel menjadi 95,73 juta barel per hari.
Sedangkan, laporan International Energy Agency (IEA) pada Maret 2016 menyebutkan, suplai minyak mentah dari negara-negara OPEC turun 90 ribu barel menjadi 32,61 juta barel per hari yang disebabkan penurunan produksi di Irak, Nigeria, dan Uni Emirat Arab serta Arab Saudi yang menahan produksi.
Lalu, penyebab lainnya adalah berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) Maret 2016, stok di Amerika Serikat pada minggu ketiga Maret 2016 turun dibandingkan akhir Februari 2016 dengan rincian stok gasoline turun 9,9 juta barel dan stok distillates turun 1,3 juta barel.
Selanjutnya, berdasarkan laporan Baker Hughes pada Maret 2016, penggunaan rig dunia Februari 2016 menurun 200 unit dibandingkan Januari 2016 menjadi 1.695 rig. Sedangkan, untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi peningkatan impor minyak mentah Cina dari Kuwait sebesar 2,1 persen menjadi 250 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya. Serta, peningkatan utilisasi kilang di Jepang sebesar satu persen menjadi 543.509 kiloliter per hari.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
