REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON DC -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menggelar pertemuan tertutup dengan Deputi Managing Director International Monetary Fund (IMF) Mitsuhiro Furusawa di Private Dinning Room Hotel Capella Washington, Rabu (30/3) pagi waktu setempat. Kalla memastikan pertemuan ini tidak dimaksudkan untuk mengajukan utang kepada IMF.
"Kita tidak dalam posisi meminta bantuan IMF. Tidak sama sekali," kata Kalla kepada wartawan di Washington D.C, Amerika Serikat, Rabu (30/3) pagi waktu setempat.
Kalla mengatakan Indonesia ingin mendengar pandangan IMF mengenai proyeksi ekonomi Indonesia. Di saat yang sama Indonesia juga berkepentingan menyampaikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dunia. Dia mencontohkan Indonesia ingin mengetahui perkiraan Bank Dunia mengenai harga minyak mentah dunia ke depan dan proyeksi ekonomi di Eropa serta Cina. Dari informasi tersebut pemerintah berharap bisa merumuskan penataan ekonomi nasional.
"Kita bagian dari anggota IMF kita ingin berdiskusi keadaan ekonomi Indonesia dan dunia ke depan bagaimana," ujar Kalla.
Menurut Kalla kondisi perekonomian Indonesia tidak bisa dipisahkan dari kondisi perekonomian dunia. Dia mencontohkan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia akan mempunyai akibat bagi Indonesia maupun negara lain di dunia. "Karena bagaimana pun ekonomi Indonesia tidak bisa terpisah-pisah," kata Kalla.
Kalla mengatakan Indonesia punya kesempatan besar menarik investor asing ke dalam negeri. Dalam konteks itu pandangan obyektif dari lembaga independen mengenai kondisi ekonomi Indonesia menjadi hal penting untuk meyakinkan investor.
"Jangan lupa investasi dari luar itu juga membutuhkan pandangan obyektif dari lembaga-lembaga dunia seperti World Bank, IMF, atau lembaga konsultasi internasional," ujar Kalla.
Selain itu, Kalla menambahkan, kehadiran investor asing juga dipengaruhi oleh empat faktor yang saling terkait yakni sistem keuangan yang efisien, birokrasi yang baik, infrastruktur logistik yang murah, dan sumber energi yang cukup. Sejauh ini menurut JK pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan keempat faktor tersebut. "Nah proyeksi itu kan mereka (IMF) ingin ketahui untuk melihat pengaruhnya terhadap ekonomi dunia," ujar Kalla.
Kalla tidak mempersoalkan sikap IMF yang pernah merevisi proyeksi dan target pertumbuhan ekonomi pemerintah. Menurutnya proyeksi ekonomi ibarat prakiraan cuaca yang bisa berubah dan berbeda pandangan. Yang terpenting, imbuh Kalla, pemerintah punya alasan jelas atas kebijakan yang diambil.
"Terserahlah, tapi yang paling menentukan itu kita sendiri bukan mereka. Kita tidak perlu meyakinkan mereka," kata Kalla.