REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan Kepala the Federal Reserve, Alan Greenspan mencoba membahas indikator-indikator pengukuran ekonomi, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Produk Domestik Bruto (PDB). Greenspan yang terkenal eksentrik ini mengatakan sebetulnya ada indikator unik lain yang mungkin belum pernah didengar masyarakat umum, yaitu Indeks Pakaian Dalam Pria.
Meskipun indeks ini sama sekali tidak diukur oleh pemerintahan Amerika Serikat (AS), Greenspan mencoba membahasnya. Idenya adalah orang-orang, khususnya pria membeli pakaian dalam baru karena mereka merasa kondisi ekonominya cukup baik.
"Ini berarti pakaian dalam bisa menjadi indikator pemulihan ekonomi," kata Greenspan dilansir dari Marketplace, Kamis (31/3).
Teorinya, kata Greenspan pria akan menghabiskan uangnya membeli pakaian dalam baru jika merasa kehidupannya makmur. Saat paceklik atau kekurangan uang, mereka lebih memilih menggunakan pakaian dalam lama sampai habis.
Survei Quartz misalnya melaporkan penjualan celana boxers, briefs, dan boxer briefs meningkat hingga 1,1 miliar dolar AS sejak 2009. Ini berarti ekonomi ke depannya akan jauh lebih baik dari yang diduga selama ini.
Kenaikan penjualan pakaian dalam pria juga didapati di Kanada. Ini menjadi teori baru tentang bagaimana mengukur perekonomian sehat. Perdagangan pakaian dalam eceran di Kanada terus meningkat jutaan dolar AS sejak 2005. Total penjualan pakaian dalam produksi Hanes misalnya meningkat hingga 1,26 miliar dolar AS sepanjang 2007-2015.