REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah terkait Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE) dinilai dapat memberikan banyak manfaat bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab, kebijakan ini dapat merangsang pertumbuhan sektor usaha lain yang ada dalam supply chain atau rantai pasok.
"Kebijakan ini bagus karena bisa mendorong dan mengoptimalkan sektor yang tidak langsung ekspor, tapi masuk dalam supply chain tersebut," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani kepada Republika.co.id, Rabu (30/3).
Hariyadi menjelaskan, produk UMKM yang berorientasi ekspor tidak berdiri sendiri namun ada beberapa komponen yang disuplai dari UMKM lainnya yang tidak berorientasi ekspor. Dia mencontohkan, salah satu sektor UMKM yang berorientasi ekspor yakni garmen dan furniture.
Dalam proses produksi garmen maupun furniture, ada beberapa komponen yang diambil dari UMKM lain. Jika UMKM berorientasi ekspor semakin menggeliat maka akan memberikan dampak positif bagi UMKM lain yang terlibat dalam proses produksi tersebut.
Namun pembiayaan saja tidak cukup, Hariyadi mengatakan, tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam kebijakan pembiayaan tersebut yakni permasalahan likuiditas. Menurutnya, pemerintah harus memikirkan skema likuiditas dalam kebijakan pembiayaan tersebut.
"Harus dipikirkan likuiditasnya gimana, apalagi sekarang posisinya berat karena pajak diperkirakan gak tercapai dan artinya akan ada rasionalisasi," kata Hariyadi.