Selasa 29 Mar 2016 13:22 WIB

Harga BBM Non Subsidi Turun Rp 200

Kendaraan pribadi mengisi bahan bakar Pertamax Plus di SPBU.
Foto: Republika/Wihdan
Kendaraan pribadi mengisi bahan bakar Pertamax Plus di SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina akan menurunkan harga BBM nonsubsidi (nonPSO) sebesar Rp 200 per liter. Harga baru ini mulai berlaku Rabu (30/3) pukul 00.00 WIB. "Besok kita turunkan semua produk nonPSO seperti Pertalite jadi Rp 7.100 per liter, lalu Pertamax jadi Rp 7.500 tiap liter," kata Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang usai diskusi di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa (29/3).

BBM nonPSO seperti Pertalite, Pertamax 92, Pertamax Plus dan Pertamina Dex, Ahmad mengatakan akan mengalami penurunan lebih cepat daripada BBM bersubsidi seperti premium dan solar yang akan memakai harga barunya pada 1 April mendatang.

Dia juga mengatakan Pertamina menggelontorkan stok BBM non PSO juga sebagai alternatif bila premium dan solar habis akibat panjangnya antrean pembeli saat ditetapkannya harga baru pada April mendatang.

"Mulai besok, BBM nonPSO sudah kami turunkan dulu dan kami isi penuh. Jadi kalau nanti premium kosong saat harga baru diumumkan, ada pilihan lain," ucapnya.

 

Ahmad mengharapkan untuk harga BBM bersubsidi yaitu premium dan solar tidak ditetapkan pada harga yang mengalami penurunan terlalu besar. Pasalnya banyak prediksi harga minyak akan kembali merangkak naik dalam hitungan bulan.

"Kami usulkan April ini turun tapi tidak dalam, nanti Juli tidak usah naik tidak apa-apa Pertamina rugi dulu, kewenangan itu ada di pemerintah. Namun saya melihat masyarakat lebih mementingkan stabilitas, boleh naik atau turun asal tidak tajam sekali," kata Ahmad.

Ahmad mengatakan sebagai antisipasi periode tiga bulan berikutnya yaitu Juli ketika bulan Ramadhan, akan memasuki hari raya Idul Fitri dan libur panjang sekolah, dimana bila harga BBM naik pada momen-momen tersebut, tentu akan mendorong inflasi dan memberatkan masyarakat. "Periode tiga bulan berikutnya adalah mulai dari 1 Juli, itu puasa, menjelang lebaran, dan liburan anak sekolah. Harga minyak mentah sudah mulai naik 10 hari belakangan, sekarang sudah 41 dolar AS per barrel. Kalau rata-rata harga BBM nanti naik, apakah pemerintah siap bila harus melakukan perubahan harga BBM secara mendadak? Lebih baik sekarang harga BBM turun sedikit dan tidak naik pada bulan Juli," ujarnya.

Menurutnya, penurunan harga BBM yang besar diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap harga barang-barang pada umumnya. Namun jika ada kenaikan harga BBM, akan selalu diikuti oleh harga barang-barang kebutuhan masyarakat.

"Selama ini terbukti kalau harga BBM turun, itu tidak otomatis diikuti penurunan harga barang-barang pokok. Januari kemarin turun lumayan besar, tapi harga beras, daging naik. Sebaliknya kalau harga BBM naik walau cuma Rp 200 per liter pasti harga-harga naik bahkan bisa terjadi inflasi," tuturnya. 

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement