REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dibandingkan dengan industri lainnya, migas masih dipandang sebagai industri yang memberikan kompensasi yang lebih tinggi. Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Jobplanet, ketertarikan pencari kerja terhadap perusahaan migas cenderung mengalami penurunan selama tiga kuartal terakhir. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya jumlah pageviews atau kunjungan ke laman-laman yang berisi profil dan review perusahaan migas di website Jobplanet.
Selama kuartal 3 (Q3) 2015, jumlah perusahaan migas yang terdaftar dalam website Jobplanet adalah sebanyak 57 perusahaan dengan total konten sebanyak sekitar 1.000, meliputi review perusahaan, informasi gaji, dan kisi-kisi pertanyaan wawancara. Dari waktu ke waktu, jumlah perusahaan dari berbagai sektor industri di Jobplanet terus bertambah. Di sektor migas saja, jumlah perusahaan yang terdaftar telah bertumbuh sebanyak 109 persen sejak Q3 2015 menjadi 119 perusahaan pada Q1 2016, dengan total konten mencapai 4.200 konten.
Meski begitu, bertambahnya jumlah perusahaan migas dan informasi mengenai mereka berbanding terbalik dengan jumlah pageviews atau kunjungan ke laman-laman perusahaan tersebut. Sejak Q3 2015 hingga Q1 2016, jumlah kunjungan ke laman-laman perusahaan migas di Jobplanet.com menurun sebanyak lebih dari 40 persen. Menurunnya jumlah kunjungan tersebut dapat menunjukkan berkurangnya minat para pengguna Jobplanet, yang juga merupakan pencari kerja, terhadap industri migas.
“Berita-berita tentang turunnya harga minyak dunia serta PHK (pemutusan hubungan kerja) para karyawan perusahaan migas menunjukkan kepada banyak orang, termasuk para pencari kerja, tantangan berat yang sedang dihadapi oleh industri migas. Hal ini tentu turut menjadi pertimbangan para pencari kerja, dan berdampak pada turunnya minat mereka terhadap industri tersebut,” ujar Kemas Antonius, Chief Product Officer Jobplanet di Indonesia, Senin (21/3).