Senin 21 Mar 2016 14:53 WIB

Penambahan 32 Ribu Jaringan Gas di Prabumulih, Sumsel Diresmikan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kedua kiri) bersama Dirjen Migas ESDM IGN Wiratmaja Puja (kedua kanan), Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya (kanan), Direktur SDM dan Umum PT Pertamina (Persero) Dwi Wahyu Daryoto (kiri), dan
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kedua kiri) bersama Dirjen Migas ESDM IGN Wiratmaja Puja (kedua kanan), Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya (kanan), Direktur SDM dan Umum PT Pertamina (Persero) Dwi Wahyu Daryoto (kiri), dan

REPUBLIKA.CO.ID, PRABUMULIH - Pemerintah meresmikan proyek infrastuktur jaringan gas di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, proyek jaringan gas di Prabumulih merupakan proyek infrastuktur migas terbesar dengan anggaran nyaris Rp 500 miliar.

“Di antara kontrak yang ditandatangani dihadapan Presiden tanggal 29 Februari 2016 lalu, saya sampaikan bahwa pembangunan jargas Prabumulih merupakan kontrak terbesar dengan nilai Rp 493,5 miliar," kata Sudirman saat meresmikan proyek ini di Taman Kota Prabumulih, Senin (21/3).

Kota Prabumulih sendiri telah memiliki jargas sebesar 4.650 sambungan Rumah Tangga (SR) sejak tahun 2012 yang bersumber dari anggaran APBN. Sudirman menyebutkan, tahun 2016 ini jumlah jargas akan bertambah sebanyak 34.626 SR dengan rincian 32.000 SR berasal APBN tahun anggaran 2016  dan 2.626 SR merupakan pengembangan investasi Pertamina. Selain itu, akan dibangun juga SPBG Online Station dengan kapasitas 1 juta kaki kubik per hari (mmscfd) senilai Rp 50,3 miliar yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2016.

Lebih lanjut Sudirman melanjutkan, pembangunan infrastruktur Jargas dan SPBG merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan pelayanan umum dalam penyediaan energi yang murah, bersih, aman dan mudah pemakaiannya serta mengurangi beban subsidi BBM khususnya subsidi minyak tanah dan LPG, yang merupakan komponen subsidi terbesar. Pertamina sebagai BUMN juga diminta untuk lebih agresif mengkonversi gas untuk rumah tangga, transportasi dan industri.

"Jargas dan SPBG ini merupakan bukti komitmen yang sungguh-sungguh dari Pemerintah untuk mewujudkan diversifikasi dan konservasi energi melalui program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG)," kata Sudirman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement