REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyebutkan pentingnya melakukan konservasi energi demi ketahanan atas pemenuhan energi di masa yang akan datang.
Sudirman menuturkan ada satu aspek penting yang harus dicermati dari pengelolaan energi Indonesia ke depan, yakni pembangunan energi di Indonesia yang masih terlalu fokus pada supply side atau pasokan.
"Kita bangun listrik, kilang, dan energi baru terbarukan (EBT) fokus di sisi pasokan,” ujar Sudirman akhir pekan ini.
Sebagai negara yang sedang tumbuh, lanjut dia, Indonesia memang harus mengejar kesenjangan dalam pembangunan infrastruktur energi. Namun, ia menilai ada satu sumber daya yang diabaikan selama ini, yakni bagaimana mengelola konservasi energi.
“Jika kita tidak melakukan apa-apa, maka ada satu titik di mana minyak dan gas akan habis, dan batubara akan habis dalam 60 tahun ke depan. Maka dari itu, kita harus betul-betul menjaga dan berusaha menemukan cadangan baru, tetapi juga sekaligus melihat sisi demand-nya, bagaimana kita melakukan penghematan,” kata Sudirman.
Sudirman juga menilai, penggunaan energi di Indonesia sendiri sebenarnya masih boros, hal itu ditunjukkan dengan indeks intensitas energi Indonesia yang masih di atas angka satu. Ia menyebutkan, salah satu dari keberhasilan dari konservasi energi adalah jika pemerintah berhasil menurunkan indeks intensitas energi.
"Kita ingin supaya apa yang kita gunakan itu makin efisien, jumlah dicukupi, dan sadar penghematan. Jika berjalan seperti sekarang, kita punya potensi penghematan energi sebesar 17 persen pada 2015,” ujar Sudirman.