Rabu 16 Mar 2016 18:42 WIB

PLN Berniat Tambah Pasokan LNG Tahun Ini

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas gardu induk PT PLN Persero Cabang Kendari mengabadikan proses gerhana matahari total (GMT) dengan alat pendeteksi suhu, di Kantor transmisi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (9/3).
Foto: Antara/Jojon
Petugas gardu induk PT PLN Persero Cabang Kendari mengabadikan proses gerhana matahari total (GMT) dengan alat pendeteksi suhu, di Kantor transmisi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT PLN (persero) berniat untuk menambah pasokan gas alam cair atau LNG untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak dan Gas PLN Chairani Rahmatullah menyebutkan, pihaknya ingin menambah kontrak untuk 11 kargo LNG, dari kontrak saat ini yang telah diteken sebanyak 34 kargo. Artinya, tahun ini PLN diproyeksikan untuk menyerap 40 sampai 45 kargo LNG untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Chairani menyebutkan, niatan untuk menambah pasokan LNG ini berkaca dari pengalaman tahun 2015 lalu di mana kebutuhan LNG mencapai 38 kargo, di saat kontrak yang diteken hanya 34 kargo. Angka 34 kargo ini sebetulnya sudah diteken untuk 10 tahun mendatang. Oleh karenanya, PLN berniat memperbarui kontrak dengan menambah 11 kargo menjadi 45 kargo untuk 10 tahun yang akan datang.

"Kami sedang bicarakan dengan pemerintah. Karena kontrak selama ini diutamakan domestik. Kalau domestik, model nya dialokasikan oleh menteri. Tapi tetap saja soal harga harus negosiasi. Jadi arahnya kami sedang negosiasi baik dengan Bontang oleh Pertamina dan Tangguh oleh BP. Jadi keduanya sedang nego untuk kontrak jangka panjang baik volume atau harga," kata Chairani usai menjadi pembicara dalam Gas Indonesia Summit, Rabu (16/3).

PLN memiliki ide untuk membuat kontrak menjadi fleksibel, dengan memberikan klausul range penambahan jumlah pasokan. Artinya, di dalam kontrak nanti akan disebutkan berapa kargo minimal yang bisa dibeli dan berapa jumlah kargo maksimal yang bisa ditambahkan untuk dibeli ketika keadaan mendesak.

Selain itu juga ada kemungkinan kargo yang diserap akan lebih sedikit. Ide ini, lanjut Chairani, berangkat dari beberapa pengalaman PLN ketika tiba-tiba membutuhkan tambahan pasokan LNG seperti tahun lalu. Belum lagi, kalau ternyata kebutuhan tidak mencapai jumlah yang dipesan, seperti keitka terjadi banjir seperti awal tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement