Senin 14 Mar 2016 16:20 WIB

Konservasi Lahan Gambut Gunakan Sekat Kanal

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Kendaraan melintas di samping sekat kanal lahan gambut di Jembatan Tumbang Nusa, Kalteng, Kamis (29/10).
Foto: Antara/Saptono
Kendaraan melintas di samping sekat kanal lahan gambut di Jembatan Tumbang Nusa, Kalteng, Kamis (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konstruksi pembangunan sekat kanal dinilai harus menggunakan material kedap air guna menjaga ketahanan bangunan di jangka panjang. Sekat kanal diperlukan sebagai instrumen pengaturan tata air, terutama untuk membasahi lahan gambut terdegradasi agar kondisinya selalu basah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bertugas mengarahkan pembangunannya agar efektif dan tahan lama.

"Soal pintu air dan kanal blocking, konstruksinya terus berkembang, ada yang pakai tanah atau kayu, tapi kita tidak menganjurkan menggunakan beton," kata Menpupera Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Senin (14/3).  

Hal itu tidak dianjurkan, sebab lahan gambut bersifat tidak tetap dan penyuka air. Jika dibeton, kondisinya tidak akan tetap dan bangunan tidak akan stabil. Pemilihan bahan material membangun sekat kanal yang direkomendasikan misalnya menggunakan teknologi fiberglass. Kementerian pun telah memiliki tata konstruksinya agar bisa diaplikasikan oleh masyarakat dan Pemerintah Daerah.

Menyoal pengembangan kawasan gambut, Kemenpupera telah berpengalaman terutama dalam pengelolaan lahan rawa. Ia menguraikan, Indonesia memiliki 33 juta hektare lahan rawa di mana 20 juta hektare di antaranya merupakan lahan gambut, ssisanya rawa aluvial.

Rawa juga terbagi dua jenis yakni rawa lembah yang tidak terpengaruh naik turunnya air, serta rawa pasang surut. Sebagian rawa juga ada yang telah ditetapkan sebagai fungsi lindung dan sisanya dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya. "Pengembangan rawa sudah dilakukan oleh masyarakat sejak 1920 dan dikembangkan oleh pemerintah sejak 1970," katanya.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kemenpupera Mudjiadi menerangkan, cara terbaik mengkonservasi lahan gambut terdegradasi yakni dengan menjaga kelembaban gambut sepanjang hari dan sepanjang tahun.

"Tapi jangan sampai terjadi over drain, jaga ketinggian muka air tanah pada kedalaman tertentu dengan sistem sekat kanal," ujarnya. Pengembangan teknologi pembangunan sekat kanal terus berlangsung. Ia menyebut, pernah dilakukan pembangunan dengan material baja tapi ketahanannya tidak bertahan lebih dari dua tahun.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement