REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian akan memberikan pelatihan kepada Delegasi Republik Seychelles mengenai pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) pada sektor pangan dan tekstil. Kegiatan ini merupakan salah satu pelaksanaan dari Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian dengan JJ Spirit Foundation Republik Seychelles yang ditandatangani pada 2015.
"Para Delegasi Seychelles tersebut akan diberikan materi tentang program dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan IKM di Indonesia serta kerjasama yang telah dilakukan sektor IKM," ujar Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah di Jakarta, Selasa (8/3).
Euis menambahkan, para delegasi akan dibawa mengunjungi ke Balai Besar Tekstil di Bandung dan Balai Besar Industri Agro di Bogor. Selain itu, mereka juga akan diberikan program pemagangan di IKM makanan ringan di Sidoarjo dan Bogor, serta industri tenun di Sukabumi.
“Kami juga akan berikan tugas kepada para peserta untuk mengidentifikasi IKM mana yang dapat di-co branding-kan antara Indonesia dan Seychelles, serta membuat konsep website portal IKM Afrika-ASEAN," kata Euis.
Duta Besar Khusus Seychelles untuk ASEAN Nico Barito menjelaskan, program ini diselenggarakan pada tanggal 7-29 Maret 2016. Program ini akan diadakan di berbagai lokasi di Indonesia, yang diikuti 16 peserta dan disebar ke empat instansi atau lembaga, diantaranya Kementerian Perindustrian, Badan Narkotika Nasional, dan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Menurut Nico, pengiriman delegasi ini sudah keempat kalinya diselenggarakan Republik Seychelles ke negara-negara sahabat.
“Tujuannya adalah untuk transfer pengetahuan dan teknologi," kata Nico.
Nico mengatakan, diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan ini, masyarakat Seychelles dapat mengenal produk-produk IKM Indonesia. Selain itu, Indonesia juga dapat melakukan transfer teknologi tepat guna bagi pengembangan produk di Seychelles, misalnya teknologi industri agro berbasis hasil laut yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan IKM pangan. Hal ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor mesin dan peralatan yang sudah lebih unggul dari segi teknologi dibandingkan Seychelles.