REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Team Global Entrepreneurship Monitoring Mandiri Institute Indonesia melalui hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa perilaku atau sikap wirausaha masyarakat Indonesia mencapai 62,7 persen atau paling unggul dibanding negara-negara ASEAN lainnya.
"Perilaku wirausaha masyarakat Indonesia memang cukup tinggi yang ditandai dengan kecilnya rasa takut gagal dalam berwirausaha," kata Team Leader Global Entrepreneurship Monitoring (GEM) Mandiri Institute Indonesia Catharina Badra Nawangpalupi dalam seminar bertajuk "Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Indonesia" Senin (7/3).
Selain didorong kecilnya rasa takut mengalami kegagalan, menurut Catharina tingginya perilaku wirausaha juga didukung dengan semakin meluasnya anggapan bahwa wirausahawan merupakan profesi yang positif.
"Masyarakat Indonesia secara umum melihat bahwa kewirausahaan sebagai status sosial yang baik dalam komunitas-komunitas sosial," kata Catharina.
Ia menyebutkan, sesuai dengan peringkat kewirausahaan dari sisi perilaku wirausaha (entrepreneurial attitude) Indonesia menempati posisi teratas mencapai 62,7 persen dari 10 negara ASEAN dan negara tetangga. Setelah itu, Filipina dengan persentase mencapai 57,2 persen, Vietnam 54,4 persen, Cina 50,9 persen.
"Jepang justru paling rendah dengan persentase perilaku wirausaha hanya 27,3 persen," kata dia.
Meski demikian, dalam penelitian yang dilakukan selama enam bulan dengan mengacu data perekonomian 2013-2014, aspirasi wirausaha (entrepreneurial aspirations) masyarakat Indonesia cukup rendah dengan persentase 21,9 persen atau dibawah Taiwan, Singapura dan Cina.
Rendahnya aspirasi berwirausaha ditandai dengan keengganan melangkah lebih maju misalnya tidak berminat memperluas cakupan usaha, enggan menambah tanaga kerja, serta malas berinovasi.
"Sayangnya keinginan tumbuhnya memang tidak besar. Karena kurang inovatif maka produk dia mirip-mirip dengan pesaingnya sehingga tidak mampu mencapai pasar lebih besar," kata dia.