Selasa 01 Mar 2016 23:15 WIB

Tahun Ini, 89 Ribu Rumah Tangga akan Tersambung Gas

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Maman Sudiaman
Petugas melakukan pengecekan gas meter jaringan gas rumah tangga Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Perumnas Klender, Jakarta, belum lama ini.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas melakukan pengecekan gas meter jaringan gas rumah tangga Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Perumnas Klender, Jakarta, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sepanjang 2016 ini, pemerintah akan membangun 89 ribu sambungan rumah (SR) jaringan distribusi gas bumi (jargas) untuk rumah tangga di enam kota yaitu Tarakan, Surabaya, Balikpapan, Cilegon, Batam dan Prabumulih. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja menjelaskan, pembangunan jargas terbesar berlokasi di Prabumulih dengan nilai kontrak Rp 493 miliar. 

Wiratmaja berharap pada tahun 2017 nanti dapat dibangun 200 ribu SR. Menurutnya pembangunan jargas untuk rumah tangga bertujuan agar masyarakat mendapatkan energi yang bersih dan murah. Selain itu, jargas diyakini dapat menekan impor gas alam cair atau LPG dan beralih ke gas bumi. Untuk itu, cadangan gas bumi perlu ditingkatkan. 

"Cadangan kita di natural gas masih banyak," kata Wiratmaja, Selasa (1/3).

Apabila eksplorasi gas bumi berjalan terus, lanjut dia, produksi akan meningkat. Sebaliknya bila berhenti, akan sulit menemukan dan menaikkan produksi. Padahal, konsumsi terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Sebagai gambaran, pada tahun lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di urutan ketiga setelah India dan China. Wiratmaja menyebutkan, kondisi ini menunjukkan kebutuhan gas Indonesia akan terus bertambah.

Selain itu Wiratmaja menjelaskan, pertumbuhan penggunaan LPG mencapai 13 persen. Sementara itu, produksi LPG Indonesia hanya sekitar 2,27 juta ton, padahal konsumsinya mencapai 6,57 juta ton. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement