REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi seperti Pertamina beserta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar mengambil langkah untuk mencukupi cadangan strategis bahan bakar minyak nasional. Dengan kondisi harga minyak dunia yang masih rendah, kata Jokowi, seharusnya pemerintah membeli pasokan minyak mentah sebanyak-banyaknya. Strategi ini dilakukan dengan harapan ketika harga minyak dunia naik kembali, Indonesia telah memiliki kebutuhan minyak mentah yang cukup di dalam negeri.
"Terserah stok nanti mau disimpan di dalam atau di luar negeri. Tapi pada saat ini kita harus beli. Hingga saat harga nanti normal, atau ke atas 100 dolar per barel, stok kita sudah punyai," kata Jokowi saat menghadiri penandatanganan kontrak strategis sektor energi di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (29/2).
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan bahwa pembelian pasokan minyak bisa saja dilakukan asal ada proposal resmi yang diajukan kepada Menteri Keuangan. Selain itu, pemerintah masih menapaki pembicaraan tentang dana ketahanan energi termasuk rencana sumber dana ketahanan energi yang akan diambil dari APBN.
"Termasuk bila diperlukan untuk membeli stok namanya cadangan strategis tadi diperintahkan presiden, tapi diulang lagi dan diamini menteri keuangan saya kira dalam waktu dekat, kita diminta mengajukan proposal apa yang harus dilakukan," kata dia.
Baca juga: Menteri ESDM Tampik Isu Revisi UU Minerba Buka Ekspor Mineral Mentah