REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG - Angkasa Pura II melakukan pembenahan dan berluasan fasilitas di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), Tanjung Pinang, Bintan, Kepulauan Riau termasuk perluasan apron dan perpanjangan landasan pacu. Perbaikan fasilitas yang ditargetkan akan selesai tahun 2020 ini direncanakan akan menelan biaya sekitar Rp 300 miliar.
Kepala Sekretariat Perusahaan Angkasa Pura II Agus Haryadi menjelaskan dari angka tersebut, pihaknya telah menganggarkan Rp 48 miliar. Rencananya, lanjut dia, perluasan fasilitas akan dibarengi dengan penambahan jumlah pengunjung Bandara RHF sejalan dengan pembangunan sebuah resort mewah yang dibangun pengembang dari Cina, Sun Resort di Pulau Bintan. Agus menyebut, turis Cina bisa digaet dengan pembukaan rute penerbangan langsung Cina - Tanjung Pinang.
"Pasar terbuka begitu besar dan infrastruktur sudah ada. Sriwijaya sudah ada flight cukup. Cina sudah ada investor yang bangun resort. Tidak mungkin kita sendirian," kata Agus di sela kunjungan ke Bandara RHF, Jumat (26/2).
Ia menyebutkan, selain Sriwijaya yang akan membuka rute penerbangan langsung dari dan ke Cina, pihak Angkasa Pura II juga akan mendorong maskapai lain membuka rute yang sama. Agus menjelaskan, insentif diberikan karena biasanya maskapai akan mengalami kerugian di awal pembukaan rute.
"Kami siap berikan insentif atau diskon kepada maskapai. Karena kami yakin beban maskapai berat. Di rute awal biasanya pasti rugi ini. Dan dalam masa pemasaran ini berdarah darah dan kami harus pahami. Kami sudah silakan skema stimulus. Aturan sudah siap, kalau ada yang minat akan kamu tawarkan kepada maskapai yang mau," ujar nya.
Ia menambahkan, perpanjangan landasan pacu dilakukan demi bisa menambah tipe pesawat yang bisa mendarat di Tanjung Pinang. Pasalnya, saat ini beberap pesawat terpaksa mengurangi kapasitas penumpang karen terbatasnya panjang landasan pacu.