Jumat 26 Feb 2016 16:22 WIB

Imbal Hasil Asuransi Unit Link Kalah dari Deposito

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Asuransi/ilustrasi
Foto: pixabay
Asuransi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pendapatan unit link asuransi dinilai masih sulit mengungguli imbal hasil deposito perbankan seperti pernah terjadi pada saat pasar modal bergairah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) melejit seperti pada 2012.

"Dari tiga jenis investasi di unit link, hanya investasi berbasis pendapatan tetap (fix income) yang masih mendatangkan return positif meski masih di bawah jauh imbal hasil deposito perbankan," kata Direktur Biro Riset Infobank, Eko B Supriyanto, Jumat (26/2).

Imbal hasil produk berbasis investasi sepanjang 2015 jauh di bawah suku bunga deposito bank umum, baik berjangka waktu satu bulan yang sebesar 7,97 persen, maupun yang berangka bulan yang mencapai 8,68 persen.

"Bandingkan dengan indeks imbal hasil unit link berbasis saham yang return-nya minus 12,38 persen," kata Eko.

Imbal hasil minus juga terjadi pada unit link berbasis campuran, yakni -5,44 persen. Hanya unit link berbasis pendapatan tetap yang mampu mendatangkan return positif, itu pun tidak besar, hanya 2,04 persen.

"Padahal pada 2012,  produk unit link mampu mendatangkan imbal hasil jauh di atas bunga deposito bank. Hal ini membuat dana pihak ketiga (DPK) yang selama ini dikuasai perbankan, mulai digerogoti asuransi dengan produk unit linknya,"ujarnya.

Oleh karena itu, kata Eko, sejak satu dekade terakhir, produk unit link menjadi mesin penting industri asuransi jiwa untuk menggenjot pendapatan preminya.

"Produk asuransi berbasis investasi ini seperti menjadi peluru ampuh untuk menyadarkan masyarakat yang lebih mengedepankan investasi daripada pengelolaan risiko. Selain demand-nya besar, perusahaan asuransi jiwa bisa meringankan kebutuhan permodalan dari produk unit link yang ditawarkannya," jelas Eko.

Menurut Eko,  jika menyimak indikator global yang teriadi sejak 2015 sampai dengan 2016, kondisi seperti ini masih akan tetap berlangsung di 2016.

"Artinya, return dari hasil investasi unit link masih belum bisa mengalahkan yield deposito perbankan," kata Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement