REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pada 2015 lalu pendanaan Bank Syariah Bukopin (BSB) sempat didominasi deposito, tahun ini BSB fokus mencari dana murah (CASA) dari tabungan.
Direktur Utama BSB Riyanto mengatakan, CASA sangat penting bagi bank syariah dimana persaingannya begitu ketat. Dengan aneka program, BSB berharap pada 2016 ini kenaikan dana dari tabungan bisa meningkat hingga 50 persen. Hal ini diharapkan tunjang kenaikan target tabungan yang ditargetkan Rp 300 miliar.
Dengan menjadi bank persepsi mitra KPPN sejak Desember 2015, BSB sempat menerima limpahan dana murah jangka pendek dari dana pemerintah. Tahun ini Riyanto berharap dana murah dari pemerintah bisa lebih besar tahun ini. Agar dapat menyalurkan dana pemerintah yang lebih berkelanjutan, tahun ini BSB akan mengajukan diri menjadi bank operasional 2 atau BO2.
''Dana pemerintah tahun lalu porsinya ke giro. Ini sangat bantu menaikkan CASA di perbankan syariah sekaligus bentuk dukungan pemerintah kepada bank syariah,'' kata Riyanto usai meluncurkan program Berkah Siaga Berhadiah di Kantor BSB, Jakarta, Kamis (25/2).
Dengan limpahan likuiditas yang ada tahun lalu, Riyanto mengatakan penyaluran pembiayaan BSB tetap selektif dan melihat juga sumber dananya. Di 2016 ini, BSB optimistis kondisi akan lebih bagus dengan peluang masih terbuka meski tetap harus selektif. Rasio pembiayaan dengan pendanaan atau FDR BSB akan dijaga di 95 persen tahun ini dengan membatasi deposito.
Direktur Bisnis BSB Aris Wahyudi Mengatakan, DPK BSB pada 2015 tumbuh 19 persen. Hanya saja tabungan hanya tercapai 90 persen dari target, sementara giro dan deposito melampaui target. Porsi CASA tahun lalu pun sekitar 20-25 persen dan sisanya deposito. Giro dan deposito banyak dikontribusikan korporasi sementara tabungan sangat mengandalkan dana masyarakat.
Tahun ini dana tabungan tahun ini bisa mencapai Rp 300 miliar dengan fokus nasabah di Jakarta sekitar 40 persen. Porsi CASA tahun ini diharapkan bisa lebih dari 30 persen.