Senin 22 Feb 2016 18:32 WIB

'Tak Usah Pusingkan Investor Asing yang Lepas Saham Perbankan'

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Pekerja melintas di dekat monitoir perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Jakarta, Jumat (19/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melintas di dekat monitoir perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Jakarta, Jumat (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengaku tidak memusingkan adanya aksi jual saham perbankan akibat adanya rencana pemangkasan marjin bank. Menurut dia, kebanyakan yang melepas sahamnya itu adalah investor asing.

"Ini adalah 60 persen asing yang punya uang-uang di Bursa Efek Indonesia. Ngapain kita pusingin dia. Biar saja dia mau jual-jual," kata Sofjan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/2).

Menurut dia, aksi lepas saham oleh investor asing tersebut justru bisa menjadi kesempatan bagi investor lokal agar memiliki porsi saham perbankan yang lebih besar. Kalau investor lokal mau meningkatkan kontribusinya, ia yakin kaburnya investor asing yang hanya mau mengambil untung tidak akan terlalu mempengaruhi perekonomian.

Apalagi, kata dia, suku bunga kredit perbankan juga terus didorong turun hingga sembilan persen. Likuiditas di dalam negeri juga bisa bertambah apabila program pengampunan pajak jadi diterapkan.

"Jadi, uang yang masuk sekitar Rp 4.200 triliun (dari repatriasi pengampunan pajak) di bank-bank Indonesia, langsung bergerak untuk investasi. Bukan ditaruh deposito dengan bunga-bunga tinggi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement