Senin 22 Feb 2016 11:36 WIB

Ekonom: Rupiah Berpeluang Tetap Stabil

 Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (22/2) pagi bergerak menguat sebesar 65 poin menjadi Rp 13.443 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.508 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa sentimen positif mengenai pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi salah satu faktor yang menopang laju mata uang rupiah terhadap dolar AS.

"Nilai tukar rupiah berpeluang tetap stabil dengan kecenderungan menguat terbatas di tengah masih positifnya sentimen perekonomian domestik," katanya di Jakarta, Senin (22/2).

Kendati demikian, menurut dia, penguatan nilai tukar rupiah masih ckup rentang terkoreksi, secara umum mata uang dolar AS masih akan mendapatkan momentum penguatan di kawasan Asia seiring dengan pelemahan harga minyak mentah serta naiknya inflasi Amerika Serikat.

"Inflasi Januari Amerika Serikat diumumkan naik secara tahunan, naik ke level 1,4 persen dari 0,7 persen," katanya.

Menurut dia, walaupun inflasi Amerika Serikat itu tidak serta merta meningkatkan peluang kenaikan suku bunga acuan AS dalam waktu dekat, namun kenaikan inflasi tetap mempengaruhi investor apalagi jika perekonomian global dan harga minyak pulih.

"Perekonomian global dan harga minyak yang pulih akan mendorong kenaikan suku bunga acuan AS tidak akan terhindarkan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement