REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melakukan sejumlah tindakan merespons tergenangnya jalan penghubung Sumedang (Darmaraja) menuju Wado tepatnya di Kampung Betok, Desa Sukamenak beberapa hari ini. Air tergenang hingga setinggi 30 sentimeter dan mengganggu kelancaran mobilitas masyarakat. Daerah tergenang tersebut merupakan daerah yang dari awal sudah masuk daerah genangan Waduk Jatigede.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Mudjiadi menjelaskan, tergenangnya ruas jalan tersebut bukan disebabkan lebih cepatnya penggenangan waduk Jatigede. "Proses penggenangan saat ini masih sesuai jadwal, penggenangan waduk diprediksikan pada akhir Maret sampai pada ketinggian +260 dan sekarang sudah mencapai +240," kata dia, Jumat (19/2).
Dalam proses penggenangan, kata dia, pintu air irigasi seharusnya ditutup agar waduk cepat terisi air. Tapi saat ini pintu irigasi dibuka antara 90-100 meter kubik per detik. Hal tersebut atas permintaan Menteri Pertanian karena jadwal tanam di wilayah irigasi rentang agak terganggu.
Berdasarkan data per 18 Februari 2016, ketinggian air sudah mencapai +240,41 dengan total volume 369.236.817 meter kubik, meliputi lahan seluas 2.280 hektare. Waduk Jatigede memiliki luas permukaan 41,22 kilometer persegi itu mampu menampung 980 juta meter kubik air.
Mengantisipasi mobilitas masyarakat yang terganggu akibat genangan di jalan penghubung Sumedang (Darmaraja) menuju Wado, Kemenpupera telah melakukan pembangunan Jalan Lingkar Barat. Jalan tersebut akan menggantikan jalan penghubung yang tergenang saat ini.
Pembangunan jalan ditargetkan selesai sebelum Lebaran 2016. Dengan syarat, proses pembebasan lahan selesai tepat waktu. “Kemarin saya sudah ke lokasi dan bertemu dengan pemerintah daerah (Kabupaten Sumedang), Pemda diharapkan segera menuntaskan sisa 1 kilometer lahan yang belum dibebaskan,” kata dia.
Pembangunan Jalan Lingkar Barat sudah selesai dikerjakan sepanjang 6,4 kilometer dari total panjang 7,4 kilometer. Sementara jalan sepanjang 1 kilometer di daerah Cieunteung belum dikerjakan karena lahannya belum dibebaskan. Menurutnya, pembebasan lahan terhambat karena munculnya “rumah tumbuh” di lokasi tersebut.
Berdasarkan pengamatannya, terdapat jalan sepanjang 500 meter terendam air dan hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan Polres Sumedang untuk rekayasa lalu lintas. “Sementara untuk jarak-jarak pendek antarrumah sudah disiapkan perahu karet untuk mobilisasi di sana,” tambah Mudjiadi.
Saat ini sudah dilakukan koordinasi dengan pihak Polres Sumedang dan Dinas Pehubungan Kabupaten Sumedang untuk melaksanakan sosialisasi rute jalan alternatif, menyiapkan petugas pengatur lalu lintas dan petugas pengarah jalan. Jalur alternatif yang dilengkapi dengan petunjuk arah juga disiapkan.
Waduk Jatigede dibangun untuk mengairi persawahan hingga 90 ribu hektare dan penyediaan sumber air baku dengan kapasitas 3,5 meter kubik per detik. Air baku ini bisa digunakan untuk kepentingan wilayah di Sumedang, Majalengka, hingga ke Cirebon. Selain itu juga bermanfaat sebagai sumber tenaga listrik dengan kapasitas 110 megawatt (MW), menjadi objek pariwisata dan pengendali banjir.