REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sukuk ritel (SR) diharapkan bisa membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada investor asing karena ditujukan untuk investor domestik. Sehingga Indonesia bisa lebih mandiri.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku, secara pribadi ia ingin jika negara harus berutang, utangnya dari masyarakat. Hal itu ia nilai akan membuat keuangan nasional mandiri. Sehingga Indonesia tidak terus dibayangi penarikan dana secara tiba-toba atau capital outflow atas 39 persen kepemilikan investor asing.
''Kita bisa bantu negara dengan dua cara, bayar pajak dengan benar dan beli surat berharga negara,'' kata Bambang dalam pembukaan masa penawaran sukuk ritel seri SR008, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (18/2).
Sukuk ritel jadi jembatan bagi masyarakat yang mau mulai berinvestasi syariah aman karena ada jaminan negara. Selama ini surat utang harus dijangkau melalui bank atau manajer investasi dengan nominal besar. Sukuk ritel membuka kesempatan investor untuk bisa dengan nilai awal relatif terjangkau.
Penerbitan sukuk ritel dan obligasi ritel masih jadi strategi pemerintah untuk pembiayaan negara. Dengan mencoba sukuk, investor pemula kelak bisa makin mahir menggunakan instrumen investasi lain.
''Semoga makin banyak korporasi yang punya pinjaman via obligasi atau sukuk sehingga inklusi keuangan dan pendalaman pasar makin bagus. Dengan begitu, kita berharap basis investor domestik bisa terus meningkat,'' kata Bambang.