Rabu 17 Feb 2016 18:19 WIB

Bank Sentral Disarankan Lebih Konservatif Turunkan BI Rate

Rep: C37/ Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Bank Indonesia dinilai perlu menunggu keputusan bank sentral AS, the Federal Reserve untuk menentukan BI Rate. Namun, BI dinilai memiliki ruang untuk kembali menurunkan BI Rate.

Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, meski berdasarkan faktor domestik dan eksternal, BI dapat kembali menurunkan BI Rate, ia berpendapat akan lebih aman penurunan BI Rate dilakukan pada Maret setelah bank sentral AS, The Fed, melakukan rapat keputusan menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan mereka.

“Tapi kalau saya pikir sih kelihatannya mereka belum akan menaikkan, masih akan menahan suku bunganya. Jadi sebenarnya kesempatan buat kita, dan juga dari sisi fundamental ruangnya masih ada untuk kita menurunkan suku bunga,”ujar David Sumual, Rabu (17/1).

Menurut David, penurunan BI Rate tersebut lebih baik gradual dengan melihat kondisi eksternal terlebih dahulu. Memang saat ini ekonomi AS terlihat masih lemah. Dari faktor eksternal ia memperkirakan masih akan menahan suku bunga. Kemudian Jepang sudah masuk suku bunga negatif, Eropa yang kemungkinan pada Maret mendatang akan menambah stimulus dari yang sebelumnya 60 miliar euro per bulan.

“Dinaikkan pelan dulu, 25 basis poin dulu. Nanti lihat lagi kondisi eksternalnya seperti apa. Karena kalau kita terlalu drastis menurunkan, nanti tiba-tiba ada apa-apa di eksternal, kita harus menaikkan lagi lebih tinggi, kasihan sektor riil kita nanti terpukul. Mendingan kita lebih konservatif dan lebih prudent,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement