Senin 15 Feb 2016 14:48 WIB

Daya Beli Buruh Turun di Awal 2016

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Para buruh yang tergabung dalam Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) membawa poster sambil meneriakkan tuntutannya saat berunjuk rasa menuntut upah layak, di Semarang Jateng, Senin (26/10). (Antara/R. Rekotomo)
Para buruh yang tergabung dalam Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) membawa poster sambil meneriakkan tuntutannya saat berunjuk rasa menuntut upah layak, di Semarang Jateng, Senin (26/10). (Antara/R. Rekotomo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, Januari 2016 lalu upah nominal harian buruh tani nasional pada Januari 2016 sebesar Rp 47.241 per hari atau naik sebesar 0,52 persen dibanding upah buruh tani pada bulan sebelumnya, sebesar Rp 46.995 per hari. Namun, angka upah riil justru mengalami penurunan 0,30 persen.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan, upah riil menggambarkan perubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh seperti buruh tani, buruh informal perkotaan, dan buruh industri yang masuk ke dalam kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

"Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi daya beli upah buruh, atau sebaliknya," kata Suryamin saat paparan bulanan di kantornya, Jakarta, Senin (15/2).

Selain itu, BPS juga merilis data upah harian nominal buruh bangunan atau tukang bukan mandor pada Januari 2016 sebesar Rp 81.221 per hari. Angka ini naik 0,27 persen dari upah Desember 2015 sebesar Rp 81.002. Upah riil pada sektor ini turun 0,24 persen.

Baca juga: Tenaga Kerja Lokal Masih Terkendala Hadapi MEA

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement