Sabtu 13 Feb 2016 00:14 WIB

Konversi Minyak Tanah ke Elpiji Hemat Subsidi Rp 197,05 Triliun

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Nur Aini
Pengisian LPG 3 Kg: Pekerja melakukan pengisian tabung Elpiji 3 Kg di SPBE Batavia Jaya Energi, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (29/5). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengisian LPG 3 Kg: Pekerja melakukan pengisian tabung Elpiji 3 Kg di SPBE Batavia Jaya Energi, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (29/5). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program konversi Minyak Tanah ke elpiji 3 kg, yang telah mendistribusikan 57,19 juta paket elpiji disebut telah memangkas subsidi sebesar Rp 197,05 triliun sejak dimulai pada 2007 lalu.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Purponegoro mengklaim program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg tergolong sukses dalam waktu cepat. Bahkan, katanya, program tersebut telah menjadi contoh bagi negara-negara lainnya.

Wianda menyebutkan, indikator sukses pertamanya adalah program tersebut dapat mendistribusikan 57,19 juta paket hanya dalam waktu sembilan tahun program berjalan dan mengubah pola konsumsi energi masyarakat secara masif dari semula minyak tanah ke elpiji 3 kg. Program ini, kata dia, juga mendorong kemajuan industri tabung Elpiji dan membuka lapangan kerja, di mana hingga saat ini sebanyak 89 juta tabung Elpiji 3 kg beredar di masyarakat.

"Sukses utamanya adalah menekan subsidi BBM, utamanya minyak tanah dimana secara akumulatif penghematan subsidinya sejak pertama kali bergulir hingga saat ini telah mencapai Rp 197 triliun, di mana konsumsi minyak tanah turun dari 9,85 juta KL menjadi hanya 850 ribu KL di antaranya digunakan untuk UMKM dan masyarakat di daerah yang belum terkonversi," kata Wianda, di Jakarta, Jumat (12/2).

Dia juga mengungkapkan saat ini konversi telah dilakukan di seluruh Indonesia, kecuali Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat berikut pulau-pulau kecil yang sulit untuk dikonversi karena keterbatasan infrastruktur dasar. Saat ini, terdapat 3.250 agen dan 128.044 pangkalan elpiji 3kg yang tersebar hingga pelosok.

"Saat ini Pertamina fokus dalam upaya penyediaan elpiji kepada masyarakat yang terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun," ujarnya.

Pertamina memproyeksikan konsumsi elpiji 3 kg tahun ini sebesar 6,6 juta metrik ton. Meningkat dibandingkan dengan realisasi permintaan pada tahun lalu sebesar 5,57 juta metrik ton.

"Pertamina berkomitmen tinggi untuk memanfaatkan LPG hasil produksi dalam negeri. Saat ini tambahan produksi dalam dalam negeri dapat diperoleh dari RFCC, TPPI, dan Kilang LPG Mundu dengan total penambahan sekitar 1.650 MT per hari," kata Wianda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement