Jumat 12 Feb 2016 17:52 WIB

Lanjut Pengeboran, Lapiondo Yakin Aman

Rep: Andrian Saputa/ Red: Ilham
Puluhan patung manusia lumpur berdiri di atas lumpur lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (11/7). (Republika/ Yasin Habibi).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Puluhan patung manusia lumpur berdiri di atas lumpur lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (11/7). (Republika/ Yasin Habibi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Lapindo Brantas tetap akan melanjutkan rencana pengeboran dua sumur di Sidoarjo, Jawa Timur. Hal ini setelah diyakini pengeboran dua sumur tersebut akan aman dan tidak memberi dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar tempat pengeboran.

Presdir Corporate Communications Lapindo Brantas, Hesti Armi Wulan menjelaskan, Lapindo tidak akan mengeksplorasi wilayah baru. Melainkan melakukan penambahan jumlah sumur di lokasi sebelumnya.

“Jadi pengeboran ini bukan pengeboran baru, tapi pengembangan yang sudah ada. Kami tidak mencari yang baru, tapi bagaimana agar produksinya lebih meningkat. Kami berharap dengan begitu bisa memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di Sidoarjo dan Jawa Timur,” kata Hesti dalam konferesi pers di Surabaya, Jum’at (12/2).

Dua sumur yang akan dibangun di Kelurahan Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yakni TGA 6 dan TGA 10. Jarak TGA 6 ke TGA 1 dan TGA 10 ke TGA 2 sama-sama 50 meter. Saat ini, kata Hesti, pihaknya tengah fokus untuk teknik operasional pengeboran.

Pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Minera (ESDM) memerintahakan Lapindo untuk menghentikan rencana pengeboran sumur baru tersebut. Sebab, untuk melakukan pengeboran, Lapindo harus memenuhi beberapa syarat seperti persetujuan work budget and program dari SKK Migas, izin dari pemerintah setempat, dan persetujuan keselamatan kerja pengeboran dan spud in dari Dirjen Migas.

“Terkait perizinan Lapindo sudah melakukan proses itu sejak 2011. Untuk pengembanggan pengeboran TGA 6 dan TGA 10 itu dilakukan pada saat mengajukan Work Pland dan budget untuk 2012 di SKK Migas. Izin kemudian keluar 2013,” kata Hesti.

Hesti memahami masyarakat Sidoarjo masih trauma karena peristiwa semburan lumpur beberapa tahun lalu. Kendati demikain, setelah melalui berbagai kajian dan forum diskusi dengan setiap setakeholeder serta rekomendasi dari DPRD Jawa Timur, Lapindo memastikan aspek keamanan yang paling utama.

“Yang paling penting kan masyarakat menerima itu aman, bagaimana kami menyampaikan rencana ini kepada masyarakat tidak membawa dampak yang merugikan kepada lingkungan sekitar,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement