REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahan minyak dan gas bumi (migas) terpaksa menghadapi seretnya pembayaran cicilan kepada pihak perbankan di tengah rendahnya harga minyak dunia yang rendah.
Direktur Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (IPA) Sammy Hamzah menyebutkan, implikasi tren penurunan harga minyak dunia memang kesulitan finansial perusahaan, termasuk tersendatnya pembayaran cicilan ke bank.
"Bagi perusahaan yang memanfaatkan pinjaman, logikanya pasti ada (kesulitan pembayaran cicilan). Sebab pendapatan mereka jauh berkurang dengan kondisi saat ini," kata Sammy, Kamis (11/2).
Meski begitu, Sammy enggan menjelaskan lebih jauh bagaimana perusahaan migas nasional mengatasi masalah ini. Ia menilai, setiap perusahaan pasti punya kebijakan dan persiapan masing-masing untuk menghadapi harga minyak yang rendah, termasuk bagaimanan menyelesaikan kewajiban pembayaran kepada perbankan.
"Cara meraka hadapi ini ya macam-macam. Kemampuan finansial masing-masing perusahaan kan beda-beda ya. Tapi mereka pasti ada ada jalan," kata dia.