REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai indeks tendensi bisnis (ITB) di triwulan I 2016 mencapai 104,28. Dengan ini kondisi perekonomian dalam bisnis pada awal tahun diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan IV 2015.
"Seluruh lapangan usaha diperkirakan akan mengalami peningkatan di triwulan pertama. Namun untuk industri pertambangan masih belum," ujar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantor BPS, Jumat (5/2).
Dari sejumlah sektor yang akan mengalami peningkatan, tiga sektor bakal memberikan peningkatan perekonomian di triwulan I, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Kemudian sektor jasa keuangan dan kegiatan sosial dan sektor Informasi serta Komunikasi. Sedangkan pertambangan dan penggalian masih dirundung pesimisme sama seperti triwulan IV-2015.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto menjelaskan, industri pertambangan memang kemungkinan besar belum menampakan perkembangan di awal tahun 2016, justru pertambangan akal lebih lesu. Hal ini ditopang perekonomian Cina yang belum membaik.
Menurut Suhariyanto, dari berbagai prediksi perekonomian Cina akan turun lagi di semester awal hingga 6,5. Artinya kebutuhan bahan tambang yang sejauh ini menjadi lahan bagi Indonesia jelas akan ikut turun."Pertambangan ini masih akan negatif. Batubara kita banyak ke Cina. Sekarang permintaannya sedikit, harganya juga turun," papar Suhariyanto.