REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi Indonesia pada 2015 mengalami pertumbuhan 4,79 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan realisasi penerimaan pajak, belanja pemerintah dan penguatan nilai tukar rupiah di akhir tahun.
BPS mencatat, nilai tukar rupiah pada kuartal keempat 2015 mampu menguat hingga 5,88 persen dibanding kuartal empat 2014. Untuk realisasi belanja pemerintah year to year (yoy) meningkat hingga 6,37 persen. Sedangkan penerimaan pajak dibanding kuartal empat 2014 pun meningkat dari Rp 336,30 triliun menjadi Rp 439,39 triliun.
"Untuk pertumuhan pada kuartal empat ada pertumbuhan mencapai 5,04 persen. Namun ini menurun dibanding kuartal tiga sebesar 1,83 persen," ujar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di gedung BPS, Jumat (5/2).
Pertumbuhan di sisi produksi yang memberikan andil paling besar dalam pertumbuhan ini adalah sektor administrasi pemerintahan dan jaminan sosial, jasa pendidikan, dan jasa kesehata serta jasa sosial.
Jasa administrasi pemerintahan mampu tumbuh 10,87 di kuartal empat. Ha ini karena terjadianya peningkatan anggaran pemerintah, maka semua mulai meningkat dibanding kuartal ketiga. Untuk jasa pendidikan meningkat 9,45 persen, pertmbuhan pendidikan ini baik yang dilakukan pemerintah maupun pihak swasata.
"Jasa kesehatan dan sosial juga tumbuh karena adanya dana bansos (bantuan sosial) yang bayak digunakan pemerintah untuk masyarakat," lanjut Suryamin.