REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA--Usaha ke dua Malaysia membentuk bank Islam terbesar di sana kembali gagal setelah berhentinya pembicaraan antara Malaysia Building Society Bhd (MBSB) dan Bank Muamalat Malaysia Bhd.
Tahun lalu, Malaysia juga mengupayakan hal serupa dengan berencana menggabungkan CIMB Group Holdings Bhd, RHB Capital Bhd dan MBSB, namun gagal.
CEO MBSB Ahmad Zaini Othman mengatakan semua pihak sudah mengusahakan yang terbaik memformulasikan langkah ini untuk menghasilkan entitas baru terbaik. Namun, mereka belum bisa sepakat dengan posisi yang diusulkan.
MBSB dan Bank Muamalat diberi waktu hingga akhir 2015 oleh Bank Sentral Malaysia (BNM) untuk menyimpulkan semua negosiasi. Namun pada 23 Desember 2015, para pihak meminta perpanjangan waktu yang berakhir awal Februari 2016.
Meski gagal, Ahmaz Zaini mengaku MBSB mendapat banyak pelajaran, meski MBSB bukanlah sebuah bank. ''Nilai-nilai yang kami dapat itu kami aplikasikan dengan status kami saat ini,'' kata Ahmad Zaini seperti dikutip The Sun Daily, Rabu (3/2).
Ahmad Zaini menuturkan, perusahaan pembiyaan properti yang saham mayoritasnya dimiliki Pemerintah Malaysia ini juga merevisi strategi di triwulan empat tahun lalu guna menyesuaikan dengan kondisi ekonomi. Mereka makin berhati-hati dalam penyaluran pembiayaan dan aneka perbaikan terus dilakukan.
Pendanaan MBSB, kata Ahmad Zaini, juga terus diperkuat disertai peningkatan kapasitas di sisi bisnis dan operasional.