Kamis 04 Feb 2016 02:02 WIB

Bisnis dan Investasi Tahun Ini Berpotensi Membaik

Rep: C37/ Red: Nur Aini
BNI asset management
Foto: twitter.com
BNI asset management

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- BNI Asset Management menilai prospek pengembangan bisnis dan investasi pada 2016 akan berangsur membaik.

Head of investment BNI AM, Hanif Mantiq mengatakan, dari sisi kebijakan dan strategi investasi, 2016 sebagai tahun pemulihan perekonomian Indonesia. GDP Indonesia diperkirakan akan kembali menyentuh level 5,2 persen yang didukung dengan beberapa katalis seperti peningkatan belanja infrastruktur pemerintah dari Rp 290 triliun menjadi Rp 314 triliun di 2016 atau 8,3 persen, ekspektasi penurunan BI Rate sebesar 75 basis poin yang akan mendorong konsumsi. Selain itu ada harapan peningkatan investasi pascaserangkaian kebijakan paket stimulus yang memberikan iklim investasi yang lebih kondusif bagi investor asing.

"Inflasi diperkirakan masih akan relatif rendah di tahun 2016, rupiah berpotensi terdepresiasi terbatas pada 2016 seiring ekspektasi peningkatan Fed Rate, ekspektasi peningkatan impor, dan potensi devaluasi Yen,"kata Hanif Mantiq saat konferensi pers di JW Marriot Hotel Jakarta, Rabu (3/2).

Kenaikan suku bunga The Fed dan potensi penurunan BI Rate, kata dia, diperkirakan hanya akan berdampak minimal terhadap aliran modal ke Indonesia. Hal itu pertimbangan Indonesia masih memiliki fundamental ekonomi yang relatif kuat, imbal hasil yang masih menarik, dan risiko premium yang relatif rendah tercermin dari level Credit Default Swap (CDS) yang masih di bawah negara emerging market lainnya seperti Afrika Selatan, Brazil, bahkan Rusia.

Sementara itu dari sisi sektoral, demografi penduduk berusia produktif  atau 60 persen di bawah usia 30 tahun, dan ekspektasi bertumbuhnya GDP per kapita dipandang menjadi katalis positif bagi sektor konsumer di tahun 2016.

"Selain itu, kebijakan pemerintah yang memotong anggaran subsidi dan meningkatkan belanja infrastruktur yang sudah mulai terlihat di kuartal IV tahun 2015 diharapkan juga akan berdampak positif bagi sektor konstruksi. Dengan katalis-katalis tersebut, BNI AM berkeyakinan bahwa prospek pengembangan bisnis dan investasi di tahun 2016 akan berangsur membaik," kata Hanif.

Dari sisi strategi alokasi, kata Hanif, proyeksi dari tim investasi BNI AM yield untuk instrumen obligasi negara bertenor 10 tahun di 2016 akan turun ke 7,75 persen dari 8,74 persen pada tahun 2015 (akan memberikan potensi return 15,8 persen termasuk kupon), yield untuk instrument obligasi korporasi tenor 5 AAA di 2016 akan turun ke 9,38 persen dari 10, 43 persen di 2016 dari level 4,593 di 2015, atau memberikan potensi kenaikan 20 persen.  Sedangkan untuk deposit rate akan terjadi penurunan dari 7,1 persen di 2015 menjadi 6,0 persen di 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement