Senin 01 Feb 2016 22:42 WIB

Tantangan di Era MEA Lebih Berat

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Sejumlah mahasiswa membentuk formasi tulisan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Lapangan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12).
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah mahasiswa membentuk formasi tulisan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Lapangan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin mengungkapkan tantangan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan lebih berat. Sebab, produk jasa dan barang akan bergerak tanpa batas, termasuk produk-produk luar negeri yang akan masuk ke Indonesia dengan kualitasnya.

“Ke depan, tibanya masyarakat ekonomi ASEAN tantangan kita semakin berat. Produk luar negeri akan menyerbu Indonesia,” ujarnya di Kota Mataram, Senin (1/2).

Oleh karena itu, ia menuturkan, pemerintah daerah harus memastikan dan bekerja keras agar MEA tidak menggerus masyarakat. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang ada harus bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

Menurutnya, diharapkan NTB dalam pasar MEA mendatang bisa mengambil keuntungan dan bukan menjadi rugi. Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan penguatan kapasitas tenaga kerja serta skill dari berbagai sektor.

Amin mengatakan, praktik ekonomi ASEAN sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Namun rumusan tersebut baru dibahas kekinian. Ia optimistis dengan adanya pasar MEA, NTB bisa banyak memberikan peran lebih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement