Senin 01 Feb 2016 22:31 WIB

Iklim Dinilai Sebabkan Harga Pangan Naik

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)
Foto: Republika-Aditya Pradana Putra
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- ‎ Menteri Kordinasi (Menko) Perekonomian‎, Darmin Nasution mengatakan, El-Nino yang saat ini terjadi di Indonesia menjadi salah satu penyebab adanya inflasi, seperti ketersediaan bawang merah. Produksi petani yang minim karena dampak iklim akhirnya sulit memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan bawang merah.

"Ini karena pengaruh iklim juga," ujar Darmin, di Jakarta, Senin (1/2).

Badan Pusat Statistik Telah merilis tingkat inflasi akhir Januari 2016 mencapai 0,51 persen. Penyebab terbesar inflasi ini adalah harga bahan makanan seperti daging ayam ras, bawang merah dan telur ayam ras.

Darmin menjelaskan, pemerintah bukan tidak bekerja untuk mengantisipasi inflasi. Seperti halnya menjaga ketersediaan jagung, pemerintah langsung memerintahkan Bulog untuk membeli jagung dari petani. Kemudian Bulog pula yang nantinya akan menyalurkan jagung untuk kebutuhan masyarakat.

"Nah ini (penyaluran jagung) seharusnya sudah mempengaruhi harga telor dan daging ayam. Ini kan kita sudah mulai perbaikan, walaupun baru mulai," ujar Darmin.

Kepala BPS Suyamin mengatakan, ‎penyumbang paling tinggi inflasi disebabkan oleh kenaikan kelompok bahan makanan mencapai 2,20 persen. Dari jumlah ini, daging ayam ras menjadi penyumbang paling tinggi karena mengalami perubahan harga sebesar 7,3 persen. Ayam ras akhirnya memberikan andil terhadap inflasi 0,09 persen.

Bahan makanan seperti bawang merah, telur ayam ras, bawang putih, ikan, kentang hingga daging sapi pun mengalami kenaikan harga dan memberikan andil cukup besar pada inflasi.

"Ini dikarenakan minimnya pasokan bahan makanan. Hal tersebut jelas akan berpengaruh besar pada inflasi," ujar Suryamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement