REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai tingkat inflasi Indonesia pada November 2025 tetap terjaga, seiring dengan berbagai upaya dalam mengendalikan laju inflasi. BI meyakini inflasi bakal tetap berada di kisaran target.
“Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2025 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).
Data Badan Pusat Statistik diketahui menunjukkan, IHK November 2025 tercatat inflasi sebesar 0,17 persen secara bulanan (month to month/mtm). Sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 2,72 persen (year on year/yoy).
Denny mengatakan, inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dan penguatan implementasi program ketahanan pangan nasional.
“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2025 dan 2026,” ujarnya.
Mengenai data inflasi pada November 2025, tercatat inflasi inti sebesar 0,17 persen (mtm), lebih rendah dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,39 persen (mtm). Realisasi inflasi inti pada November 2025 disumbang terutama oleh komoditas emas perhiasan.
Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas emas global, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga. Secara tahunan, inflasi inti November 2025 tercatat sebesar 2,36 persen (yoy), stabil dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,36 persen (yoy).
Adapun kelompok volatile food, pada November 2025 mengalami inflasi sebesar 0,02 persen (mtm), relatif stabil dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,03 persen (mtm). Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah seiring dengan pasokan yang terbatas akibat gangguan cuaca dan kenaikan harga bibit.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 5,48 persen (yoy), menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 6,59 persen (yoy). Ke depan, inflasi volatile food diperkirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID dan penguatan implementasi program ketahanan pangan nasional.
Kemudian, kelompok administered prices, pada November 2025 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,24 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,10 persen (mtm).
Inflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas tarif angkutan udara seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan kenaikan harga avtur. Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat inflasi sebesar 1,58 persen (yoy), lebih tinggi dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 1,45 persen (yoy).