Senin 25 Jan 2016 14:55 WIB

Mentan Minta DPR Tanya Mendag Soal Harga Pangan Mahal

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Andi Amran Sulaiman
Andi Amran Sulaiman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melakukan rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (25/1). Dalam rapat, DPR mempertanyakan soal harga pangan yang melambung jelang Hari Raya Imlek dalam kaitannya dengan produksi dalam negeri. Harga daging ayam sudah tembus Rp 35 ribu per kilogram dan daging sapi Rp 130 ribu per kilogram.

"Harga turun, harga naik, itu tanya ke Kementan, domain kami produksi tapi kita tidak lepas dari tanggung jawab tersebut, bilamana harga bergejolak kami kena imbasnya," kata dia di hadapan anggota DPR.

Ia menyebut wewenang soal pangan bukan hanya tanggung jawab Kementan. Tapi di dalamnya ada koordinasi Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) dan instansi lainnya. Amran meminta agar masing-masing kementerian tidak mengedepankan egoisme sektoral.

Pada 2015, Amran melaporkan terjadi kenaikan produksi untuk tujuh komoditas strategis. Hal tersebut berdasarkan angka tetap 2014 dan angka sementara data Badan Pusat Statistik (BPS). Komoditas padi dilaporkan mengalami kenaikan produksi hingga 4,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi beras di 2014 sebanyak 70,8 juta ton dan pada 2015 meningkat menjadi 74,9 juta ton.

Hal serupa terjadi pada produksi jagung. Kenaikan produksi jagung sebanyak 4,34 persen dari produksi 19 juta ton di 2014 meningkat menjadi 19,8 juta ton di 2015. Produksi komoditas kedelai meningkat 2,93 persen. Di mana pada 2014 produksi tercatat sebanyak 955 ribu ton dan pada 2015 tercatat 983 ribu ton. Peningkatan serupa terjadi pada produksi daging sapi dan kerbau lokal sebanyak 4,26 persen, tebu meningkat 1,74 persen, cabai 5,81 persen, dan bawang merah 0,57 persen.

Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP Agustina Wilujeng Pramestuti menanggapi jawaban Mentan soal harga pangan mahal. "Bapak kalau menjawab begitu, lantas kita harus ngomong sama siapa?" katanya. Seolah, kata Wilujeng, urusan pengendalian harga terlalu berat diurusi pemerintah.

Seharusnya, jika ada suara dari parlemen soal harga pangan, Kementan segera menyampaikan dan mengkoordinasikannya di rapat kabinet. "Berilah kami harapan, sebab pertanian juga ada kaitannya dengan industri dan perdagangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement