REPUBLIKA.CO.ID, CIKALONG WETAN -- Pembangunan Kereta Cepat Koridor Jakarta-Bandung dirancang agar menyambungkan transportasi se-Bandung Raya yang terdiri dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
"Konsepnya serupa dengan ketika pemerintah menyambungkan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang dan Bekasi alias Jabodetabek," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno seusai acara Groundbreaking Kereta Cepat dan Pengembangan Sentra Ekonomi Baru Koridor Jakarta-Bandung, Kamis (21/1).
Sebelumnya, kata Rini, DKI Jakarta, telah memiliki rancangan agar kereta cepat dapat terkoneksi dengan MRT dan LRT. Kemudian ada permintaan dari Walikota Bandung agar jalur kereta cepat bisa masuk Kota Bandung. Usulan tersebut kemudian disampaikan dalam rapat terbatas antar menteri dan disepakati, jalur rel kereta cepat akan menyambungkan seluruh wilayah Bandung Raya.
Pembangunan jalur kereta agar berfungsi mengkoneksikan transportasi se-Bandung Raya akan bertahap. Rini telah berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memastikan izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) telah selesai. Nantinya akan ada penyesuaian untuk hal teknis pembangunan konstruksi proyek.
Rini menegaskan pembangunan konstruksi KA cepat telah melalui koordinasi yang terus dijalin antarkementerian, termasuk dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Meskipun, Menhub Ignasius Jonan tidak hadir dalam acara groundbreaking.
"Koordinasi dengan Kemenhub selalu jalan terus, tim dari perusahaan selalu koordinasi," ujarnya. Terlebih, sebut Rini, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan merupakan mantan pejabat Kemenhub, ia diyakini berpengalaman dan sudah mengetahui proses dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam membangun proyek kereta cepat.
Baca juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Gerus Lahan Pertanian dan Perkebunan
Ikuti Whatsapp Channel Republika
