Ahad 17 Jan 2016 09:37 WIB

Terpengaruh Bom Sarinah, Transaksi Harian di BEI Tetap Naik

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID ,JAKARTA -- Pada pekan kedua tahun 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak fluktuatif. Meski begitu, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini mengalami kenaikan 1,73 persen.

"Berbagai sentimen serta isu dari ekonomi makro maupun politik, hukum, dan keamanan di dalam negeri mewarnai pergerakan IHSG di sepanjang pekan ini," jelas Sekretaris BEI, Dwi Shara Soemarno, dalam pernyatan resminya, Ahad (17/1).

Ia mengatakan, reaksi investor atas peristiwa di bidang Hukum dan Keamanan pada Kamis (14/1) diimbangi oleh sentimen positif dari hasil Rapat Dewan Gubermur (RDG) Bank Indonesia (BI).  Keputusan RDG akhirnya menyetujui untuk menurunkan suku bunga acuan perbankan (BI Rate) 25 basis poin ke level 7,25 di hari yang sama.

Pada periode 11 hingga 15 Januari 2016, IHSG hanya terkoreksi 0,49 persen ke posisi 4.523,976 dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.546,288 poin. Di perdagangan hari terakhir di pekan ini, IHSG berhasil ditutup menguat 0,24 persen.   

Rata-rata nilai transaksi harian pun tetap meningkat menjadi Rp 5,04 triliun dari Rp 4,95 triliun di akhir pekan lalu. "Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan 14 persen dan rata-rata frekuensi harian  berkurang 0,004 persen," ungkap Dwi.

Selama periode 11 hingga 15 Januari 2016 ini, investor asing mencatatkan jual bersih di pasar saham dengan nilai Rp 1,94 triliun. Secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat jual bersih dengan nilai Rp 2,55 triliun.

Adapun total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2016 adalah 2 Emisi dari 1 Emiten senilai Rp 600 miliar. Dua surat utang milik PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dicatatkan pada pekan ini.

Surat utang pertama yang dicatatkan oleh BPD Sumbar adalah Obligasi VII Bank Nagari Tahun 2015 dengan nilai emisi Rp 500 miliar. Surat utang lainnya berupa Sukuk Mudharabah II Bank Nagari Tahun 2015 dengan nilai emisi Rp 100 miliar.

Dengan pencatatan itu, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 282 emisi. Sementara nilai nominal outstanding sebesar Rp 249,89 triliun dan 100 juta dolar AS, diterbitkan oleh 103 Emiten.

"Untuk Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 92 seri dengan nilai nominal Rp 1.430,66 triliun dan 1.040,00 juta dolar AS dan 6 EBA senilai Rp 2,42 triliun," ungkap Dwi.

Baca juga: Pelemahan IHSG Diprediksi Berlanjut

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement