REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia menilai perekonomian Cina yang semakin memburuk akan mempengaruhi keyakinan perekonomian di negara berkembang.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, Bank Indonesia sudah memperhatikan kondisi ekonomi Cina yang semakin memburuk sejak kuartal IV-2015 sampai sekarang. BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina akan lebih lambat, terutama karena dari sisi manufaktur lebih lambat.
“Kalau seandainya ekonomi Cina melemah, bisa membuat negara-negara berkembang kecenderungannya ekonominya melemah dan bisa membuat confidence bagaimana pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang itu bisa agak turun,” ujarnya di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (15/1).
Namun, BI juga mengamati neraca perdagangan Cina menunjukkan kondisi yang lebih baik. Meski demikian, BI terus mengantisipasi karena seperti yang diumumkan Cina secara resmi terkait pertumbuhan ekonomi yang rata-rata akan berada di kisaran 6,5 persen. Proyeksi Cina tersebut lebih rendah dari yang sekarang diperkirakan di kisaran 6,8 persen.
“Perekonomian Cina yang besar itu bisa mempengaruhi Indonesia melalui trade channel, tetapi juga bisa mempengaruhi kita di level confidence,” ungkapnya.
Meskipun kondisi Cina semakin memburuk, dari sisi domestik menunjukkan perbaikan ekonomi. Bank Indonesia menyambut baik inisiatif pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat, inisiatif untuk melakukan percepatan pencairan anggaran, upaya-upaya koordinasi untuk mendorong infrastruktur, dan pengeluaran pemerintah. Upaya-upaya tersebut dipastikan akan baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.