Kamis 14 Jan 2016 15:47 WIB

Fundamental Ekonomi Baik, Ledakan Bom Diprediksi tak Berdampak Panjang

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menilai dampak aksi teror bom di bilangan Sarinah Jakarta Pusat, Kamis (14/1) pagi terhadap gejolak pasar valas hanya bersifat sementara.

Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, menilai gejolak di pasar valas pascaledakan sudah kembali normal.

"Dampak dari kejadian hari ini memang kalau dilihat di pasar valas sedikit agak bergejolak tapi kemudian sudah kembali," jelas Juda dalam konferensi pers di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (14/1).

Dia menambahkan, terkait dampak jangka panjang tergantung pada penanganan kasus tersebut. BI juga akan terus memantau pergerakan di pasar keuangan dan terus berada di pasar.

"Tentu saja bagaimana temporernya tergantung kita menangani masalah ini. Dari sisi BI kami terus memonitor yang terjadi di market dan kita ada di pasar," katanya.

Meski terjadi insiden tersebut, Juda menilai kondisi fundamental ekonomi Indonesia tetap berjalan baik. Terlebih, pertumbuhan ekonomi masih berusaha berbalik arah dari perlambatan di tahun lalu.

"Ini tidak terkait dengan fundamental ekonomi yang kondusif baik dari sisi inflasi, current account, overall balance baik juga. Pertumbuhan ekonomi masih dalam recovery jadi tidak ada alasan untuk mengalami pelemahan," ungkapnya.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Anjlok Pasca-Ledakan Bom, Menkeu: Ini Sementara

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement