Sabtu 09 Jan 2016 15:05 WIB

Indef Nilai Kerentanan Ekonomi RI Hadapi Pasar Bebas ASEAN

Red: Nur Aini
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati
Foto: ROL/Nursari Indah M
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Hingga saat ini, Indonesia masih bergantung pada ekspor komoditas sehingga hal ini rentan kalah bersaing untuk menghadapi era pasar bebas.

"Oleh karena, untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas agar bisa go internasional perlu adanya dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah," kata Direktur Institute for Deleloment of Economic and Finance, Enny Sri Hartati. pada acara "Seminar Kemandirian Ekonomi Indonesia Menuju Era Globalisasi" di Pekalongan, Sabtu (9/1).

Ia mengatakan saat ini nilai ekspor Indonesia hanya mencapai 10 persen sedang nilai impor mencapai 21 persen sehingga kondisi tersebut berpengaruh terhadap neraca perdagangan.

"Oleh karena, untuk menyeimbangkan neraca maka Pemerintah Indonesia memberikan stimulus kompensasi modal nasuk dan menarik investor," katanya.

Menurut dia, perkembangan perekonomian Indonesia juga bergantung pada kondisi ekonomi Cina dan Amerika Serikat sebagai negara eksportir terbesar. "Dampak penurunan perekonomian Tiongkok sebesar 1 persen turun 0,11 persen relatif berpengaruh terhadap Indonesia karena implementasinya modal yang ada di Indonesia akan 'pulang kampung'," katanya.

Ia berpendapat untuk mengantisipasi ketergantungan pada negara lain, Indonesia perlu mencontoh negara India yang mengalami proses politik hampir sama dengan Indonesia.

"Transisi kepemimpinan India hampir sama dengan Indonesia, yaitu melakukan stabilisasi perekonomian, stabilisasi harga yang semula mencapai delapan persen mampu ditekan menjadi enam persen. Hal ini, berpengaruh terhadap suku bunga," katanya.

Pada kesempatan itu, Enny mengingatkan pada pelaku bisnis untuk mengambil langkah strategis dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur, penyediaan modal, dan reformasi iklim investasi. "Adapun hal yang perlu diantisipasi pada MEA, antara lain melebarnya defisit perdagangan seiring peningkatan perdagangan barang dan implementasi MEA akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dan luar ASEAN," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement