Kamis 07 Jan 2016 13:12 WIB

Perusahaan Otomotif Cina Siap Investasi Rp 4,9 Triliun di Indonesia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengawal realisasi investasi perusahaan otomotif asal Cina, yakni PT Saic General Motor Wuling (SGMW). Wuling akan berinvestasi hingga 397,4 juta dolar AS atau setara Rp 4,9 triliun (kurs Rp 12.500 per dolar AS, Red).

"Investasi Wuling memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, antara lain dalam bentuk penyediaan lapangan kerja dan memberikan rasa optimisme kepada investor Cina lainnya untuk datang berinvestasi ke Indonesia," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani, Kamis (7/1).

Franky mengatakan, upaya untuk mendorong realisasi investasi dari Cina sangat penting. Pasalnya saat ini rasio antara rencana investasi dan realisasi investasi dari Cina masih rendah, yakni di angka 7 persen. Sementara, selama 2015 Cina mencatatkan nilai rencana investasi tertinggi mencapai Rp 277 triliun. 

Menurut Franky, perusahaan pabrikan otomotif tersebut memiliki rencana investasi mencapai 397,4 juta dolar AS. Apalagi, pemerintah saat ini terus mendorong agar Indonesia menjadi basis produksi industri otomotif di ASEAN. Oleh karena itu, menurut Franky, Cina butuh success story untuk meningkatkan rasio realisasi investasi tersebut. 

"Diharapkan Wuling dapat menjadi bagian dari success story investasi Cina di Indonesia," kata Franky.

Franky menjelaskan, investasi Wuling di Indonesia direncanakan untuk membangun pabrik otomotif kendaraan berjenis MPV dengan kapasitas mencapai 84 ribu dan 36 ribu unit, serta industri penunjang yakni suku cadangnya. Berdasarkan data  International Organization of Motor Vehicle Manufacturers rasio kepemilikan mobil di Indonesia yaitu sekitar 77 unit per 1.000 penduduk, sementara di Malaysia sekitar 397 unit per 1.000 penduduk.

"Melihat jumlah rasio kepemilikan mobil tersebut menunjukkan bahwa peluang pasar mobil di Indonesia masih sangat besar," ujar Franky.

Baca juga: Cina Perbanyak Investasi di Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement