REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Memasuki akhir tahun 2015, harga telur ayam di pasaran tradisional semakin melambung. Selain itu, pasokan di warung-warung pun kosong hingga menyulitkan para konsumen, terutama produsen kue.
Salah seorang pedagang di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Ratna menyebutkan, harga telur ayam saat ini mencapai Rp 25 ribu per kg. Padahal, dua hari sebelumnya harga telur ayam masih Rp 22.500 per kg.
''Harga telur naik dengan cepat,'' kata Ratna, Selasa (29/12).
Sementara itu, selain harganya melambung, pasokan telur ayam di warung-warung pengecer pun kosong. Para pemilik warung sengaja tak menjual telur karena takut tak laku.
''Seharian cari telur di warung-warung, tidak ada yang jualan,'' ujar seorang warga Desa Tenajar Lor, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Maftuhah.
Pemilik usaha pembuatan bolu "Karwek Cake" itu menyatakan, ketiadaan pasokan telur di warung-warung akan membuatnya tak bisa melayani pesanan bolu dari pelanggannya. Apalagi, dia sudah tidak memiliki persediaan telur.
Maftuhah mengaku terakhir kali membeli telur sekitar seminggu lalu sebanyak 10 kg. Saat itu, harga telur masih Rp 24 ribu per kg.
Sementara itu, salah seorang pedagang masakan di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Toya, mengaku terpaksa libur berjualan masakan telur dadar dan telur pindang yang biasa dijualnya. Hal ini karena dengan harga telur yang mahal, dia pun harus menjual masakan telur dengan harga mahal pula.
''Kalau mahal, pelanggan tak mau beli. Jadi sebaiknya tak jualan masakan telur dulu,'' ungkap Toya.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Belum Terkendali