Kamis 17 Dec 2015 10:50 WIB

Bank Indonesia Tanggapi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Karyawan melintas di Lobby Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (14/4).  (Prayogi/Republika)
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di Lobby Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (14/4). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas menilai, keputusan bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga tidak akan terlalu menimbulkan gejolak di pasar. Sebab, kenaikan ini sudah diprediksi pelaku pasar dan otoritas dunia.  

"Para pelaku pasar sudah antisipasi sejak lama. Dunia menyiapkan diri dengan baik, sehingga itu berlangsung seolah-olah tidak ada apa-apa," kata Ronald di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (17/12).

Keputusan the Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan akan dinaikkan bertahap pada tahun depan, dinilai akan memberikan kepastian bagi para pelaku pasar. Tingkat spekulasi pun akan berkurang.

"Saya rasa secara umum kalau ada keputusan, pasti mengurangi ketidakpastian," kata Ronald.

Bank sentral AS, the Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kali dalam sembilan tahun setelah selama tujuh tahun mendekati 0 persen. The Fed menaikkan suku bunga dari kisaran 0-25 persen menjadi 0,25 persen-0,50 persen pada Rabu (16/12). Kenaikan suku bunga ini direspon bank utama AS dengan menaikkan suku bunga. Setelah keputusan the Fed keluar, bursa AS ditutup menguat. Sedangkan, nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar AS, meski tetap bertahan di level Rp 14.000 per dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement