REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat The Fed sudah menaikkan tingkat suku bunganya, permasalahan yang dihadapi rupiah tidak berhenti sampa di sana. Ada persoalan fundamental lain yang membelit rupiah yakni defisitnya transaksi berjalan, utang luar negeri swasta dan pemerintah yang terus naik, serta kepemilikan surat-surat berharga oleh asing yang cukup besar.
“Ini menjadi batu sandungan stabilitas rupiah di tahun depan,” ujar pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (16/12). Sekecil apapun isu akan berimbas dan mewarnai nilai tukar rupiah di 2016 meski suku bunga The Fed telah naik.
Eko memprediksi pascakenaikan suku bunga The Fed, rupiah akan menembus Rp 14.500 namun itu tidak akan lama. Turunnya kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ke angka Rp 14.000 bisa dicapai, tergantung dari langkah-langkah moneter pemerintah.
Yang paling penting dari langkah tersebut adalah menjaga agar suku bunga Bank Indonesia jangan sampai naik kembali. Salah satu konsekuensi dari naiknya suku bunga The Fed adalah naiknya suku bunga BI. Kenaikan suku bunga BI tersebut bertujuan untuk mencegah aliran modal ke luar (capital out flow). Sayangnya, hal itu dapat semakin merugikan sektor riil.
Dia berharap BI lebih memilih melakukan kebijakan yang terkait giro wajib minimum (GWM), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) valas, dan kebijakan lain yang lebih halus dibanding menaikkan suku bunga. Pasalnya kenaikan suku bunga akan langsung menghambat kinerja sektor riil. “Kalau sektor riil terhambat, maka pertumban ekonomi juga akan terhambat. Makanya saya sarankan BI melakukan pendekaran di luar suku bunga,” ujar Eko.
Hari ini, nilai tukar teradap dolar AS melemah ke angka Rp 14.049 dari posisi seeblumnya Rp 14.046. Meski tipis, pelemahan ini diyakini ada kaitannya dengan rencana kenaikan suku bunga The Fed. Isu ini menjadi yang paling besar di pasar negara berkembang. Saat ini rapat terakhir Federal Open Market Committee (FOMC) di 2015 sedang digelar.
Keputusan yang dihasilkan dalam rapat tersebut akan sangat mempengaruhi dinamika pasar uang di 2016. Hasil tersebut akan menjadi sinyal bagaimana The Fed akan memainkan perannya di tahun depan. Catatan The Fed di rapat terakhir akan dibaca dan dianalisis oleh banyak kalangan untuk memposisikan langkah-langkah selanjutnya.